Duduk termenung disamping secangkir kopi di depan teras rumah, serta memandangi mentari yang baru saja keluar dari peraduannya. Dan tanpa kusadari pikirku melayang terbang membayangkan sosok Bidadari anggun yang sangat aku kagumi. Sosok yang akhir-akhir ini sering bergentayangan menghantui setiap pikiranku, sosok yang selalu membayangi setiap langkah kakiku berjalan.. Pikirku
melayang membayangkan diriku bisa bersama bidadari idamanku melakukan hal-hal romantis layaknya sepasang anak manusia yang sedang berkasmaran... Kubiarkan anganku ini terus melayang jauh, hingga sampai di titik yang paling aku inginkan, di titik terindah dimana kita bisa hidup bersama membangun sebuah istana kecil berdua, melewati manis dan pahitnya kehidupan secara bersama, merawat dan membesarkan buah cinta kita berdua, hingga menikmati masa uzur bersama-sama..
melayang membayangkan diriku bisa bersama bidadari idamanku melakukan hal-hal romantis layaknya sepasang anak manusia yang sedang berkasmaran... Kubiarkan anganku ini terus melayang jauh, hingga sampai di titik yang paling aku inginkan, di titik terindah dimana kita bisa hidup bersama membangun sebuah istana kecil berdua, melewati manis dan pahitnya kehidupan secara bersama, merawat dan membesarkan buah cinta kita berdua, hingga menikmati masa uzur bersama-sama..
Lalu kuseduh kopi yang sedari tadi seolah menyorotiku dengan tajam, rasa pekat dan pahitnya tiba-tiba seperti menampar dan menyadarkanku dari angan kosongku..
Seperti memberi makna, bahwa semua itu hanya mimpi semu yang tak mungkin terwujud, hanya angan kosong yang tak mungkin diraih...
Aku hanya lelaki biasa dengan segala kekurangan yang melekat pada diriku yang tak mungkin mampu meraih cinta dari seorang putri anggun yang memiliki segala kelebihan yang melekat pada dirimu..
Tapi jika aku boleh meminta padamu wahai sang Putri, aku hanya ingin meminta izin padamu
Izin untuk tetap menyimpan rasa kagumku padamu, dan izin untuk tetap mencintaimu walau dalam hatiku saja...
Tidak ada komentar :
Posting Komentar